Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Senin, 08 September 2014

Part 1

Seketika tembok itu muncul dihadapan. Menghalangi jalan panjang yang dari tadi ku lalui. Tak terlalu tinggi, bahkan tak pula menakutkan. Sebenarnya pikiran ini tau bahwa kubisa dengan mudah menorobosnya. Bahkan mungkin jika mau bisa saja ku merobohkannya. Tapi entah apa yang kupikirkan, ku malah berbalik dan menjauhinya.

Beberapa saat kemudian, pikiran ini pun seolah merespon dan mempertanyakan apa yang sudah ku lakukan. dan hati kecil ini pun seolah berteriak sangat kencang "Apa yang sudah kamu lakukan!!!". Merasa tersudut ku pun mulai terdiam dan merenungkannya.

Namun ternyata renungan itu tak berlangsung lama. Seolah buta dan tuli kaki ini malah terus pergi menjauh. Entah iya akan pergi kemana, tapi yang ku tahu bahwa iya hanya menjauhi tembok itu saja.

Sejenak ku pun melihat tembok itu lagi. sekilas terbersit dalam pikiran ini bahwa saat ini ku sedang melakukan hal bodoh.

Ku Tau ini mudah, namun rasa itu yang mebuat  pengetahuan ku ini tak memberikan keyakinan. 

Setelah menerima banyak perdebatan seharusnya ku berbalik dan menghadapinya . Namun rasa itu tetap menguasai.

Yang ku tahu saat ini adalah raga ini terus menjauh berputar - putar. dan ketika tembok itu tak terliaht lagi penyesalan itu baru datang.

Setelah dikunjungi penyesalan diri ini pun mulai berandai - andai. Andai saja ku terus saja melewatinya mungkin ku akan berada di tempat yang lebih jauh. bukan terus kembali menjauhi tempat terbaik yang bisa dicapai.


Terkadang kita tak sadar bahwa masalh yang kita hindari adalah jalan keluar yang kita cari - cai jika bisa menyelesaikanya.


Dede Hikmat

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 komentar:

Posting Komentar